ADA GERIMIS DI JALAN KOTA
ADA GERIMIS DI JALAN KOTA
Ada gerimis di jalan kota. Menabuhi jendela mobil dengan ritmisnya yang magis. “Waktu tinggal sebentar, tuan,” katanya, “tapi adakah tuan tahu kemana tujuan?”
Ada gerimis di jalan kota. Membasahi irisan hari yang terlampau tua.
Barangkali juga gerimis dikirim TUHAN, untuk tuan supaya ada kesempatan, merenungi arah kemana berjalan?
Aku berhenti, gerimis….
Menyesapi lembab-mu yang menjeda-i gemuruh manusia.
Tapi kudengar orang-orang membunyikan klakson. “Tumakninah sudah mati!!” teriak mereka.
Lalu kulihat gerimis rebah. Berpulang dia di jalan-jalan. Dilindas tandas oleh ban-ban.
Lalu Maghrib semburat dalam merahnya yang biasa. Orang-orang membusung dalam sibuknya yang jumawa.
Kudengar tipis-tipis pesanan gerimis.
“Waktu tinggal sebentar, tuan,” katanya, “tapi adakah tuan tahu kemana tujuan?”
KOMENTAR